Berdasarkan Perspektif dan Paradigma saya, perbankan di Indonesia terus meningkat dan terhindarnya dari krisis globalisasi didunia pada tahun 2009-2010. Indonesia adalah Negara berkembang yang memiliki tinggi inflasi setiap tahunnya. Indonesia adalah salah satu Negara Asean yang terhindar dari krisis global dan didunia Indonesia masuk dalam 5 besar Negara yang terhindar dari krisis global.
Perannya tidak lepas dari intervensi pemerintah yang menghemat APBN serta peran penting industri perbankan sepanjang tahun 2010 tumbuh senilai Rp60,79 triliun atau sekitar 39,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kinerja positif itu dikritis karena industri perbankan dinilai belum mampu mendorong pertumbuhan Indonesia.
Kinerja perbankan 2010 itu tercermin dari hasil riset, Biro Riset Infobank bertajuk “Rating 120 Bank Versi Infobank 2011”. Peningkatan permodalan perbankan yang ditambah dengan banjirnya likuiditas menambah agresivitas perbangkan dalam penyalur kredit. Mayoritas bank di Indonesia mencatat pertumbuhan laba positif hanya 32 bank di antaranya yang labanya turun. Bank yang turun labanya adalah bank dengan aset kurang dari Rp 1 triliun. Tebalnya NIM (Nett Interest Margin) bunga bersih mendongkrak laba perbankan yang mayoritas masih ditopang pendapatan bunga bersih.
Peningkatan laba juga lebih banyak di pengaruhi pendapatan berbasis jasa (Fee Based Income), sehingga membuat perbankan tidak berkarakter karena meninggalkan prinsip financial deepening. Prinsip itulah yang seharusnya didorong untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Rating Infobank dilakukan berdasar laporan keuangan yang dipublikasikan, khususnya dalam lima kriteria, yakni permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi. Bank dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan besar modal, yakni bank bermodal Rp 100 miliar-Rp 1 triliun, Rp 1 triliun-Rp 10 triliun dan diatas Rp 10 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar